Saat pemilihan presiden memasuki hari-hari terakhirnya, Donald Trump masih mengungguli Kamala Harris dengan selisih yang besar dalam isu-isu utama seperti ekonomi dan inflasi.
Jajak pendapat terbaru ABC News/Ipsos menunjukkan bahwa upaya Harris dan Partai Demokrat untuk mengurangi keuntungan ekonomi Trump sebagian besar telah gagal.
Empat puluh lima persen pemilih terdaftar mengatakan mereka lebih percaya pada Trump dalam hal perekonomian, termasuk 33% yang mengatakan mereka lebih percaya pada Trump. Hanya 37% yang mengatakan mereka lebih percaya pada Harris, dan hanya 21% yang mengatakan mereka sangat percaya pada Harris.
Angka-angka tersebut sebagian besar tidak berubah selama setidaknya dua bulan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih telah memutuskan kandidat mana yang lebih baik bagi perekonomian.
Mengenai masalah inflasi, angkanya hampir sama. Tiga puluh enam persen pemilih terdaftar mengatakan mereka mempercayai Harris dalam hal inflasi, sementara 44% mengatakan mereka lebih mempercayai Trump. Angka tersebut juga sebagian besar tidak berubah dari survei bulan lalu dan dua bulan lalu.
Harris berpendapat bahwa usulan tarif Trump akan menaikkan harga konsumen, namun sebagian besar masyarakat menolak gagasan tersebut. Dalam jajak pendapat demi jajak pendapat, Trump diunggulkan dalam hal ekonomi, inflasi, tarif, dan perdagangan.
Sembilan puluh persen pemilih mengatakan perekonomian sangat penting bagi pemilu mereka tahun ini.