Partai-partai yang bersaing dijadwalkan mengadakan sidang pleno parlemen pada hari Rabu untuk meloloskan beberapa rancangan undang-undang mata pencaharian utama yang telah terhenti selama berbulan-bulan karena perselisihan antar partai, termasuk rancangan undang-undang perawatan yang mengharuskan perawat untuk memainkan peran yang lebih besar.
Ini akan menjadi pertama kalinya Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan partai oposisi utama, Partai Demokrat Korea, meloloskan rancangan undang-undang tersebut dalam sidang pleno sejak Majelis Nasional ke-22 pada bulan Mei.
Undang-undang tersebut mencakup undang-undang khusus yang bertujuan membantu korban serangkaian penipuan persewaan rumah yang menyalahgunakan sistem persewaan unik negara tersebut, yang dikenal sebagai “jeonse”. Berdasarkan RUU tersebut, korban penipuan akan diizinkan untuk menyewa perumahan umum hingga 20 tahun.
Parlemen juga diperkirakan akan mengesahkan rancangan undang-undang keperawatan yang memberikan peran lebih besar kepada asisten dokter di tengah pemogokan yang berkepanjangan oleh para dokter yang masih dalam masa pelatihan untuk memprotes peningkatan kuota pendaftaran sekolah kedokteran di negara tersebut.
RUU lain yang akan segera disahkan adalah RUU revisi undang-undang yang bertujuan untuk mencegah orang tua yang mengabaikan tanggung jawab mengasuh anak untuk mengklaim kekayaan anak-anak mereka.
Partai-partai saingan kemungkinan besar tidak akan membahas rancangan undang-undang kontroversial lainnya yang baru-baru ini diveto oleh Presiden Yoon Seok-yeol, termasuk empat rancangan undang-undang penyiaran.
Awal bulan ini, di tengah konflik politik selama berbulan-bulan, kedua belah pihak sepakat untuk mengatasi masalah mata pencaharian terlebih dahulu, dimana Korea Utara secara sepihak berusaha untuk meloloskan rancangan undang-undang yang kontroversial seperti undang-undang yang memberi wewenang kepada jaksa khusus untuk mengadili dakwaan atas kematian seorang Marinir tahun lalu pertanyaan. (Kantor Berita Yonhap)