Dalam persiapan menyambut kembalinya Presiden terpilih Donald J. Trump ke Gedung Putih, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan UE akan berupaya mengganti impor gas alam cair (LNG) Rusia dengan pasokan dari Amerika Serikat.
Berbicara pada pertemuan Dewan Eropa di Budapest pada hari Jumat, Presiden Uni Eropa von der Leyen berjanji untuk “membangun hubungan baik” dengan pemerintahan Trump “sejak awal”.
“Saya berkesempatan mengucapkan selamat kepada Donald J. Trump melalui telepon kemarin sore. Kami membahas topik-topik seperti Ukraina, pertahanan, perdagangan dan energi,” ujarnya.
Berbeda dengan para pemimpin Eropa yang secara terselubung meremehkan presiden terpilih yang populis pada tahun 2016, nada suara pemimpin Uni Eropa tersebut tampaknya menunjukkan pengakuan atas posisi kuat Trump untuk memerintah di Washington setelah menerima mandat yang kuat dari masyarakat Amerika.
Von der Leyen menyoroti potensi konsesi dari Brussel dalam pembicaraan perdagangan dengan pemerintahan Trump, dan mencatat bahwa Amerika Serikat dapat meningkatkan impor energi untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia dan mengatasi defisit perdagangan AS dengan Eropa.
Ia mengatakan, dalam perbincangan dengan presiden terpilih, mereka “mengungkit” isu impor gas alam cair (LNG).
“Kami masih mendapatkan banyak LNG dari Rusia melalui Rusia, mengapa tidak menggantinya dengan LNG Amerika, yang lebih murah bagi kami dan menurunkan harga energi kami,” kata presiden UE.
Dalam pidatonya, Ibu von der Leyen mengakui bahwa “rantai pasokan yang stabil dan aman diperlukan untuk mendukung masa depan perekonomian kita” dan bahwa “ketergantungan yang berlebihan dapat dengan cepat berubah menjadi kerentanan”.
Selama masa jabatan pertamanya, Presiden Trump sering mengkritik negara-negara Eropa karena ketergantungan mereka yang besar pada impor energi dari Rusia dan mengharapkan Amerika Serikat menanggung biaya untuk melindungi Uni Eropa dari Moskow.
Pada bulan Juli 2018, Presiden Trump mengatakan: “Kami sangat sedih ketika Jerman menandatangani perjanjian minyak dan gas besar-besaran dengan Rusia, yang seharusnya kami waspadai, dan Jerman harus membayar miliaran dolar per tahun untuk melakukan hal tersebut. Rusia. Kami melindungi Jerman, kami melindungi Perancis, kami melindungi semua negara ini.
“Kami membayar banyak uang untuk melindungi dan ini telah berlangsung selama beberapa dekade… Ini sangat tidak adil bagi negara kami, sangat tidak adil bagi pembayar pajak kami… Negara-negara ini perlu meningkatkan intensitasnya, bukan dalam satu dekade, tetapi segera.
Presiden juga memperingatkan bahwa negara-negara seperti Jerman akan menjadi “tawanan” Vladimir Putin karena ketergantungan mereka yang berlebihan pada gas dan minyak Rusia.
Saat itu, peringatan Trump justru ditertawakan oleh pihak Jerman. Namun, perkataannya berubah menjadi ramalan ketika Uni Eropa terkejut dengan invasi Moskow ke Ukraina pada tahun 2022, yang menjerumuskan benua tersebut ke dalam krisis energi yang terus membebani perekonomian Eropa hingga saat ini, dan tekanan fiskal yang membebani pemerintahan Berlin.