FAO Desak Aksi Lekas 2024
FAO Desak Aksi Lekas 2024
Kenaikan permasalahan Avian Influenza( AI) ataupun flu burung di segala Asia- Pasifik bawa kekhawatiran dunia. Pertumbuhan terkini permasalahan flu burung dinilai sangat mengkhawatirkan.
Sehabis periode panjang dengan peradangan manusia yang sedikit, 13 permasalahan baru peradangan manusia sudah dilaporkan di Kamboja, dengan bonus permasalahan di Cina serta Vietnam semenjak akhir 2023.
Suasana ini terus menjadi rumit dengan timbulnya varian baru virus AI, yang memunculkan tantangan baru untuk para ilmuwan, otoritas kesehatan warga, tenaga kedokteran, serta warga universal.
Secara global, virus AI H5N1 yang sangat meluas sudah menyebar lebih luas daripada lebih dahulu, apalagi menggapai Amerika Selatan serta Antartika.
Tidak cuma pada burung ataupun unggas, virus ini pula mulai menginfeksi hewan liar serta dalam negeri baru. Tercantum spesies pemakan bangkai, mamalia laut, hewan peliharaan karnivora, mamalia yang diternakkan buat diambil bulunya, serta baru- baru ini melanda ternak ruminansia semacam sapi perah.
Memandang suasana ini, Tubuh Pangan serta Pertanian Perserikatan Bangsa- Bangsa( Food and Agriculture Organization/ FAO) menyerukan upaya regional yang menekan buat memerangi kenaikan permasalahan flu burung di segala daerah Asia- Pasifik. Seruan ini timbul sehabis konsultasi para pakar regional di Bangkok, yang didukung oleh Tubuh Pembangunan Internasional Amerika Serikat( USAID) serta Centers for Disease Control and Prevention( CDC).
Indonesia Miliki Resiko Besar Penularan Flu Burung
Sebagian daerah yang mempunyai resiko besar penularan flu burung merupakan Subwilayah Mekong Raya, Indonesia, serta Filipina.
Ketiga daerah tengah mengalami pengawasan ketat akibat keanekaragaman ekologis serta aksi biosekuriti yang terbatas. Tidak hanya 3 daerah itu, negeri yang lain pula senantiasa berisiko.
Sedangkan itu, Thailand serta Myanmar belum memberi tahu wabah sepanjang bertahun- tahun. Di sisi lain, India, Nepal, serta Bangladesh dikala ini tengah berjuang melawan wabah AI.
” Kenaikan terkini dalam wabah Avian Influenza sangat mengkhawatirkan,” ucap Kachen Wongsathapornchai, Manajer Regional FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases( ECTAD) mengutip penjelasan pers, Selasa( 30/ 7/ 2024).
Penularan ke Manusia serta Spesies Hewan Baru
Kachen meningkatkan, semenjak akhir 2023 grupnya memandang permasalahan flu burung menampilkan tren penularan baru, tidak cuma pada unggas tetapi pada manusia serta spesies hewan yang lain.
” Semenjak akhir tahun 2023, kami memandang kenaikan permasalahan manusia serta penyebaran virus ke spesies hewan baru. Timbulnya varian baru A/ H5N1 yang lebih gampang meluas tingkatkan ancaman pandemi. Aksi penangkalan yang lekas serta terkoordinasi sangat berarti,” ucap Kachen.
Hingga dari itu, FAO menekankan berartinya respons yang terpadu. Negeri anggota wajib bekerja sama buat mempraktikkan sistem pengawasan yang komprehensif, dengan melaksanakan hal- hal berikut:
Melaksanakan pengurutan genom lengkap buat melacak penyebaran serta evolusi virus baru.
Butuh dibentuk kapasitas buat melaksanakan penaksiran kilat serta bioinformatika. Alasannya, perihal ini sangat berarti buat menganalisis informasi virus.
Meningkatan upaya berbagi informasi lintas sektoral sangat berarti buat pendekatan holistik dalam pengendalian penyakit.
Pemerintah, organisasi internasional, serta zona swasta wajib bekerjasama serta berbagi data secara transparan serta pas waktu buat merancang strategi penanggulangan yang efisien.
Menguatkan langkah- langkah biosekuriti dalam industri unggas sangat berarti, tercantum strategi vaksinasi serta mempromosikan aplikasi pertanian yang baik.
Tingkatkan pemahaman di golongan penyedia layanan kesehatan serta warga sangat berarti buat kurangi resiko penularan dari unggas yang sakit ataupun mati ke manusia.
Membenarkan kalau orang dengan indikasi menerima perawatan pas waktu.
Dengan pengabdian serta sokongan USAID buat membangun serta menguatkan sistem kesehatan serta komunitas yang tangguh, FAO bekerja sama dengan 13 negeri anggota serta mitra di Asia serta Pasifik buat menguatkan kesehatan hewan serta kapasitas One Health. Dengan tujuan tingkatkan penangkalan, deteksi, serta respons terhadap ancaman kesehatan di interaksi manusia- hewan- lingkungan.