Dugaan Pidana Korupsi Mark Up Nilai SMPN 19
Dugaan Pidana Korupsi Mark Up Nilai SMPN 19
Kejaksaan Negara( Kejari) Depok memanggil beberapa tenaga pendidik SMPN 19 Depok serta Dinas Pembelajaran Kota Depok. Pemanggilan tersebut buat mengusut dugaan tindak pidana korupsi pada mark up nilai SMPN 19 Depok.
Kasi Intel Kejari Depok, Muhammad Ubaidillah berkata, Kejari Kota Depok sudah memanggil pihak SMPN 19 Depok buat dimintai penjelasan. Penjelasan tersebut buat menguak permasalahan mark up nilai SMPN 19 Depok.
“ Ya benar, hari ini kita melaksanakan pemanggilan operator di SMPN 19 buat serangkaian penyelidikan,” ucap Ubaidillah dikala ditemui Liputan6. com di Kejari Depok, Jumat( 26/ 7/ 2024).
Ubaidillah enggan mengatakan lebih penjelasan yang dimintai dari operator SMPN 19 Depok terpaut dugaan tindak pidana korupsi mark up nilai. Kejari Kota Depok lagi bekerja memohon klarifikasi beberapa pihak yang ikut serta mark up nilai.
“ Buat dikala ini proses masih berjalan,” jelas Ubaidillah.
Tidak cuma operator, lanjut Ubaidillah, Kejari Kota Depok hendak memanggil saksi lain buat menguak permasalahan mark up nilai SMPN 19 Depok. Perihal itu dicoba buat membenarkan terdapatnya dugaan gejala pidana dalam polemik Penerimaan Partisipan Didik Baru( PPDB) Kota Depok.
“ Hari ini satu orang yang dipanggil, operator( SMP Negara 19 Depok) terlebih dulu,” ucap Ubaidillah.
Ubaidillah mengakui ikut memanggil Dinas Pembelajaran Kota Depok diwakili Sekretaris Dinas, ialah Sutarno. Baginya, Sutarno ikut dimohon klarifikasi terdapatnya mark up nilai SMPN 19 Depok.
“ Jadi Sekdis dalam rangka menyerahkan hasil penemuan ataupun klarifikasi antara Disdik Depok dengan Dirjen Kemendikbud,” cerah Ubaidillah.
Dikala disinggung kembali soal terdapatnya dugaan pidana pada mark up nilai SMPN 19 Depok, Kejari Kota Depok masih membutuhkan penjelasan serta pendalaman.
“ Kami masih melaksanakan pengecekan terlebih dulu, kata Ubaidillah.
Lebih dahulu, Sekretaris Dinas Pembelajaran Kota Depok, Sutarno berkata, kedatangannya ke kantor Kejari Depok buat penuhi panggilan sehabis menerima hasil audit dari Itjen Kemendikbud terpaut PPDB SMA, salah satunya 51 siswa yang dibatalkan. Hasil dari audit tersebut, ada sebagian perihal yang wajib dilaporkan ke Kejari Depok.
” Apa yang ditilik oleh Itjen Kemendikbud yang telah jadi rekomendasi- rekomendasi ataupun yang ditemui Itjen di informasikan ke Dinas Pembelajaran, serta pula tembusannya dilanjutkan ke APH,” ucap Sutarno, dikala keluar dari gedung Kejari Depok, Jumat( 26/ 7/ 2024).
Sutarno menarangkan, pelaporan Dinas Pembelajaran Kota Depok ke Kejari Depok buat dicoba tindak lanjut terpaut saran dari Itjen Kemendikbud. Dinas Pembelajaran Kota Depok sudah mengantarkan hasil pengecekan SMPN 19 Depok terakhir hasil audit.
“ Yang kami sampaikan itu antara lain membagikan sanksi kepada guru ataupun yang yang lain, baik itu sanksi berat, sanksi ringan ataupun terdapat sanksi yang diberhentikan,” jelas Sutarno.
Dinas Pembelajaran Kota Depok hendak membagikan sanksi pemberhentian kepada tenaga pendidik SMPN 19 Depok yang teruji bersalah cocok hasil audit Itjen Kemendikbud. Dinas Pembelajaran Kota Depok tidak menarangkan secara perinci berapa jumlah tenaga pendidik yang hendak diberhentikan.
“ Kami pastinya menindaklanjuti pemecatan daripada hasil audit dari Itjen Kemendikbud,” tegas Sutarno.
13 Tenaga Pendidik Diprediksi Ikut serta Mark Up Nilai
Sutarno mengatakan, ada 13 tenaga pendidik SMPN 19 Depok yang ikut serta markup nilai buat meloloskan 51 siswa masuk ke SMA Negara di Kota Depok. Ada pula 13 tenaga pendidik terdiri dari 9 PNS Kota Depok, satu kepala sekolah, serta 3 tenaga PKTT ataupun honorer.
“ Intinya PNS SMPN 19 Depok ya, terdapat 9,” ungkap Sutarno.
Dikala disinggung soal terdapatnya pelanggaran faktor pidana, Sutarno tidak bisa membenarkan perihal tersebut terjalin pada permasalahan SMPN 19 Depok. Sutarno menunggu hasil pertumbuhan dari hasil audit Itjen Kemendikbud kepada Kejari Depok.
“ Itu kita amati( pidana), itu kami belum dapat mengantarkan itu, nanti jika terdapat pertumbuhan, silahkan saja di- update- kan, hingga dikala ini semacam itu,” kata Sutarno.