Jaksa Agung Letitia James ikut memimpin koalisi 42 jaksa agung yang mendesak Kongres untuk menerapkan label peringatan pada platform media sosial untuk mengatasi risiko kesehatan mental bagi remaja. Foto: Brittany Newman/AP
Jaksa Agung Letitia James ikut memimpin koalisi 42 jaksa agung negara bagian yang menyerukan Kongres untuk menerapkan label peringatan pada platform media sosial berdasarkan rekomendasi dari Ahli Bedah Umum AS.
Upaya bipartisan mengharuskan platform untuk secara jelas menampilkan label peringatan yang serupa dengan yang digunakan pada produk tembakau untuk mengatasi risiko kesehatan mental yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial oleh remaja.
“Kaum muda di negara kita sedang berjuang, dan algoritma media sosial yang membuat ketagihan ini hanya memperburuk krisis kesehatan mental ini,” kata Jaksa Agung Letitia James. “New York memimpin negara ini dalam melindungi anak-anak dari bahaya online, namun setiap orang perlu memahami risiko yang terkait dengan platform media sosial ini. Rekomendasi dari Surgeon General adalah langkah awal yang kuat menuju arah tersebut. Sebagai langkah maju, saya berharap label peringatan akan melindungi anak-anak dari bahaya online. dilaksanakan dengan cepat untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini.
Surat koalisi tersebut kepada Kongres sejalan dengan rekomendasi label peringatan media sosial yang dikeluarkan oleh Ahli Bedah Umum AS Dr. Vivek Murthy pada bulan Juni 2024. Surat tersebut menjelaskan perlunya memberi tahu pengguna tentang potensi bahaya kesehatan mental. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan media sosial dan mendorong penelitian dan pengawasan untuk melindungi pengguna muda dari konten berbahaya dan algoritma yang membuat ketagihan.
Jaksa Agung juga mendesak Kongres untuk mempertimbangkan langkah-langkah tambahan, termasuk Undang-Undang Keamanan Daring Anak yang baru saja disahkan, yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari bahaya daring.
Jaksa Agung James telah menjadi tokoh terdepan dalam upaya nasional untuk melindungi anak-anak secara online. Pada bulan Juni 2024, New York mengeluarkan undang-undang inovatif yang menargetkan algoritme media sosial yang membuat ketagihan. James terus memimpin berbagai inisiatif untuk mengatasi dampak media sosial yang lebih luas, termasuk tindakan hukum terhadap Meta karena perannya dalam memperburuk krisis kesehatan mental remaja.
James memimpin upaya ini bersama dengan jaksa agung dari California, Colorado, Kentucky, Mississippi, New Jersey, Oregon dan Tennessee, dengan perwakilan dari 34 negara bagian dan teritori AS lainnya juga berpartisipasi.
Laporan menyoroti risiko kesehatan mental media sosial bagi remaja
Laporan bertajuk “Dilema Sosial: Media Sosial dan Kesehatan Mental Anda” yang dilakukan oleh Rumah Sakit McLean, bagian dari jaringan Rumah Sakit Umum Brigham Massachusetts, mengeksplorasi dampak berbahaya dari penggunaan media sosial, khususnya pada Dampak buruk pada remaja dan dewasa muda. Hal ini menyoroti bagaimana platform seperti Instagram, meskipun ada upaya seperti menyembunyikan suka, masih mempromosikan perbandingan yang tidak sehat dan perilaku adiktif.
Media sosial mengaktifkan sistem penghargaan otak, melepaskan dopamin dan menciptakan siklus penguatan yang dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau ketegangan otot.
Laporan tersebut menjelaskan risiko kesehatan mental yang signifikan, terutama bagi kaum muda yang mungkin menghadapi masalah citra tubuh dan harga diri karena terpapar gambar-gambar yang disaring dan tidak realistis. Penelitian ini menyoroti bahwa media sosial memperkuat “rasa takut ketinggalan” dan berdampak negatif pada tidur, suasana hati, dan interaksi sosial.
Para ahli di Rumah Sakit McLean merekomendasikan agar pengguna memantau kebiasaan media sosial mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak berbahaya ini dengan menetapkan batasan dan terlibat dalam interaksi sosial yang lebih sehat dan nyata.